
Purwokerto (Jumat, 21 Juni 2013) – Sama seperti di bulan-bulan sebelumnya, di acara Youth For Freedom yang ke 5 kali ini Bhinneka Ceria bersenang – senang mengadakan ngobrol asyik dengan tema “Muda, Menulis Untuk Mengabdi”. Walaupun YFF kali ini disambut hujan deras, namun tidak melenyapkan semangat para relawan Bhinneka Ceria untuk datang dan ikut berbagi dengan pembicara hebat yaitu Bangkit Wismo.
Sejak tahun 2010, Bangkit Wismo adalah seorang jurnalis koran Suara Merdeka dan ketika dulu masih menjadi mahasiswa, ia pernah aktif di Lembaga Pers Mahasiswa Solidaritas di FISIP UNSOED bahkan pernah menjabat sebagai Pemimpin Umum (PU). Menurut laki –laki berumur 25 ini, menulis merupakan soal kebiasaan. Untuk itu, menulis harus dilakukan secara rutin agar bisa lancar dan terbiasa. “Coba deh dibiasakan menulis diari setiap hari. Selain belajar menulis, kita bisa lihat perubahan pola pikir kita dari waktu ke waktu. “
Ketika ditanya inspirasi menulis, Bangkit mengaku lingkungan sekitarnyalah yang menjadi sumber inspirasi. Banyak tulisan yang ia posted di http://bank-immo.blogspot.com/ berdasarkan dari hasil pengamatannya, misalnya tulisan sajak lubang berjalan, cerita kecil jembatan gantung di Sindang, dan lain sebagainya. “Seumur hidup aku belum pernah ikutan demo, apalagi jadi orator demo. Tapi aku selalu menulisnya. Aku selalu mencatat semua kejadian yang aku lihat agar peristiwa itu selalu terekam dan tak lenyap dimakan oleh zaman.” Selain itu, Bangkit juga mengatakan bahwa hobi menulisnya tersebut didukung oleh kesukaan lainnya yaitu membaca. Menurut Bangkit, selain menambah wawasan, membaca juga dapat memudahkan penulis dalam memilih diksi yang tepat dalam menulis.
Fahri, salah satu relawan Bhinneka Ceria, yang datang ke YFF #5 mengatakan, “Mas Bangkit inspiratif banget. Dia nyadarin aku untuk tidak lagi takut menulis, meskipun ada pihak yang tidak suka ataupun ngebungkam. Menulis ya harus jujur, karena menulis adalah perjuangan” (Laras)